Tumbuhan lumut tidak berperan langsung dalam kehidupan manusia , tetapai ada spesies tertentu yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk mengobati hepatitis, yaitu Marchantia polymorpha. Selain itu jenis – jenis lumut gambut dari genus sphagnum dapat digunakan sebagai pembalut atau pengganti kapas.
Beberapa tumbuhan lumut dimanfaatkan sebagai ornamen tata ruang. Beberapa spesies Sphagnum dapat digunakan sebagai obat kulit dan mata.
Tumbuhan lumut yang tumbuh di lantai hutan hujan membantu menahan erosi, mengurangi bahaya banjir, dan mampu menyerap air pada musim kemarau.
bLue gUardian bLog
Kamis, 03 Maret 2011
3. Daur Hidup Tumbuhan Lumut
Pada daur hidup lumut, generasi gametofit berbentuk tumbuhan lumut, sedangkan generasi sporofit berbentuk sporangium. Tumbuhan lumut berkromosom n (haploid) dan berumur lama, sedangkan sporogonium berkromosom 2n (diploid) cenderung berumur pendek.
Tubuh generasi gametofit dapat menghasilkan anteridium dan arkegonium. Anteredium menghasilkan spermatozoid, dan arkegonium menghasilkan sel telur (ovum).
Sperma dapat bergerak mendekati ovum melalui media air. Gerakan sperma mendekati ovum ini merupakan gerak kemotaksis positif, yaitu gerak menuju ransangan kimia. Sperma dirancang oleh senyawa gula dan protein yang diproduksi oleh arkegonium.
Sel telur yang dibuahi oleh sperma tumbuh menjadi zigot yang kemudian tumbuh menjadi zigot yang kemudian tumbuh menjadi embrio. Embrio berkembang menjadi suatu kantong yang disebut sporogonium. Sporogonium tumbuh diujung batang lumut. Sporogonium sebenarnya adalah tubuh tumbuhan dalam fase pembentukan spora atau sporofit. Di dalam sporogonium terdapat kotak spora atau sporangium. Sporangium memproduksi spora dengan cara pembelahan meiosis. Jika keadaan lingkungan kering, sporangium terbuka dan spora terlepas. Spora yang jatuh di tempat lembab tumbuh menjadi protonema. Protonema berbentuk seperti benang, tumbuh memanjang diatas diatas tanah. Selanjutnya protonema akan tumbuh menjadi tumbuhan lumut atau disebut fase gametofit karena menghasilkan sel-sel gamet.
Lumut ada yang bersifat homotalus dan ada yang bersifat heterotalus. Lumut homotalus adalah lumut yang ada dalam satu talus (tubuh) menghasilkan arkegonium dan anteridium. Lumut heterotalus adalah lumut yang arkegonium dan anteridiumnya berada dalam talus yang berbeda. Jadi dalam lumut heterotalus, dalam satu spesies terdapat individu yangmenghasilkan anteridium saja dan ada individu yang menghasilkan arkegonium saja.
Tubuh generasi gametofit dapat menghasilkan anteridium dan arkegonium. Anteredium menghasilkan spermatozoid, dan arkegonium menghasilkan sel telur (ovum).
Sperma dapat bergerak mendekati ovum melalui media air. Gerakan sperma mendekati ovum ini merupakan gerak kemotaksis positif, yaitu gerak menuju ransangan kimia. Sperma dirancang oleh senyawa gula dan protein yang diproduksi oleh arkegonium.
Sel telur yang dibuahi oleh sperma tumbuh menjadi zigot yang kemudian tumbuh menjadi zigot yang kemudian tumbuh menjadi embrio. Embrio berkembang menjadi suatu kantong yang disebut sporogonium. Sporogonium tumbuh diujung batang lumut. Sporogonium sebenarnya adalah tubuh tumbuhan dalam fase pembentukan spora atau sporofit. Di dalam sporogonium terdapat kotak spora atau sporangium. Sporangium memproduksi spora dengan cara pembelahan meiosis. Jika keadaan lingkungan kering, sporangium terbuka dan spora terlepas. Spora yang jatuh di tempat lembab tumbuh menjadi protonema. Protonema berbentuk seperti benang, tumbuh memanjang diatas diatas tanah. Selanjutnya protonema akan tumbuh menjadi tumbuhan lumut atau disebut fase gametofit karena menghasilkan sel-sel gamet.
Lumut ada yang bersifat homotalus dan ada yang bersifat heterotalus. Lumut homotalus adalah lumut yang ada dalam satu talus (tubuh) menghasilkan arkegonium dan anteridium. Lumut heterotalus adalah lumut yang arkegonium dan anteridiumnya berada dalam talus yang berbeda. Jadi dalam lumut heterotalus, dalam satu spesies terdapat individu yangmenghasilkan anteridium saja dan ada individu yang menghasilkan arkegonium saja.
2. Klasifikasi Tumbuhan Lumut
Tumbuhan lumut dibagi menjadi 3 divisi, yaitu divisi Hepatophyta (lumut hati), divisi Anthocerophyta (lumut tanduk), dan divisi Bryophyta (lumut daun).
a. Divisi Lumut Hati (Hepatophyta)
Lumut hati berbentu lembaran, hidup menempel diatas permukaan tanah yang lembab dan terapung diatas air. Di tebing-tebing basah, lumut ini juga dapat hidup.
Contoh spesian lumut hati antara lain Ricciocarpus dan Marchantia.
1) Ricciocarpus natas
Lumut ini hidup terapung diatas air. Di dalam daur hidupnya, Ricciocarpus mengalami pergiliran keturunan atau metagenesis, yaitu: (1) tumbuhan generasi sporofit yang menghasilkan spora; fase pertumbuhan penghasil spora ini dikenal sebagai fase reproduksi vegetativ dan (2) tumbuhan generasi gametofit yang menghasilkan sel-sel gamet. Fase tumbuhan penghasil gamet ini dikenal sebagai fase reproduksi generatif.
Perbedaan antara Generasi Gametofit dan Sporofit pada Lumut Ricciocarpus natas
Generasi Gametofit.
Generasi Sporofit
Lumut berbentuk lembaran daun ini tumbuh menempel di atas permukaan tanah, pohon, atau tebing yang lembab atau basah. Di bagian bawah, tumbuh rizoid guna menempel dan menghisap zat-zat makanan. Lumut dapat bereproduksi secara vegetatif dan generatif. Reproduksi vegetatif dengan membentuk gema atau kuncup. Reproduksi generatif dengan membentuk gamet. Dari talus yang berbentuk seperti lembaran daun, organ anteridium dan arkegonium muncul mencuat ke atas. Bentuk arkegonium seperti payung yang memiliki lekuk-lekuk pada tepinya, sedagkan anteridium seperti payung yang tepinya rata.
Anteridium merupakan organ kelamin jantan yang menghasilkan sperma. Arkegonium merupakan organ kelamin betina yang menghasilkan ovum. Sperma yang matang berenang dalam air untuk mencapai ovum sehingga terjadilah fertilisasi (pembuahan). Hasil pembuahan adalah zigot. Zigot akan tumbuh menjadi talus baru.
b. Divisi Lumut Tanduk
Lumut tanduk berhabitat di tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan. Seperti halnya lumut hati, lumut tanduk juga mengalami pergiliran keturunan atau metagenesis. Metagenesis terjadi antara fase sporofit dan gametofit. Tubuh lumut yang biasanya terlihat di tanahadalah tubuh dalam fase gametofit. Bagian bawah tubuh sporofitnya melekat pada jaringan gametofit. Reproduksinya mirip dengan lumut hati.
Contoh lumut ini adalah Anthoceros.
c. Divisi Lumut Daun (Bryophyta)
Lumut daun tumbuh di tanah, tembok, dan tempat-tempat yang terbuka. Batangnya tegak, baercabang-cabang, dan berdaun kecil. Sekilas mirip dengan rumput, tetapi pendek. Ada pula yang seperti beledu hijau. Contohnya adalah Polytrichum (seperti beledu) yang banyak menempel di atas batu bata dan Sphagnum (lumut janggut) yang hidup di pohon-pohon.
Lumut daun berproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup di cabang-cabang batang. Jadi, jika dari cabang muncul kuncup, terbentuklah tubuh lumut yang baru. Lumut daun juga mengalami metagenesis dari fase sporofit ke fase gametofit.
a. Divisi Lumut Hati (Hepatophyta)
Lumut hati berbentu lembaran, hidup menempel diatas permukaan tanah yang lembab dan terapung diatas air. Di tebing-tebing basah, lumut ini juga dapat hidup.
Contoh spesian lumut hati antara lain Ricciocarpus dan Marchantia.
1) Ricciocarpus natas
Lumut ini hidup terapung diatas air. Di dalam daur hidupnya, Ricciocarpus mengalami pergiliran keturunan atau metagenesis, yaitu: (1) tumbuhan generasi sporofit yang menghasilkan spora; fase pertumbuhan penghasil spora ini dikenal sebagai fase reproduksi vegetativ dan (2) tumbuhan generasi gametofit yang menghasilkan sel-sel gamet. Fase tumbuhan penghasil gamet ini dikenal sebagai fase reproduksi generatif.
Perbedaan antara Generasi Gametofit dan Sporofit pada Lumut Ricciocarpus natas
Generasi Gametofit.
- fase haploid
- terdiri dari batang, daun berwarna hijau, organ kelamin dan gamet
- menghasilkan gamet melalui mitosis
- hidup bebas
- merupakan fase dominan dalam daur hidup lumut
Generasi Sporofit
- fase diploid
- terdiri dari spora yang membentuk tubuh multiseluler yang terbentuk dari zigot
- tergantung pada gametofit
- merupakan fase yang pendek dalam daur hidup pendek
Lumut berbentuk lembaran daun ini tumbuh menempel di atas permukaan tanah, pohon, atau tebing yang lembab atau basah. Di bagian bawah, tumbuh rizoid guna menempel dan menghisap zat-zat makanan. Lumut dapat bereproduksi secara vegetatif dan generatif. Reproduksi vegetatif dengan membentuk gema atau kuncup. Reproduksi generatif dengan membentuk gamet. Dari talus yang berbentuk seperti lembaran daun, organ anteridium dan arkegonium muncul mencuat ke atas. Bentuk arkegonium seperti payung yang memiliki lekuk-lekuk pada tepinya, sedagkan anteridium seperti payung yang tepinya rata.
Anteridium merupakan organ kelamin jantan yang menghasilkan sperma. Arkegonium merupakan organ kelamin betina yang menghasilkan ovum. Sperma yang matang berenang dalam air untuk mencapai ovum sehingga terjadilah fertilisasi (pembuahan). Hasil pembuahan adalah zigot. Zigot akan tumbuh menjadi talus baru.
b. Divisi Lumut Tanduk
Lumut tanduk berhabitat di tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan. Seperti halnya lumut hati, lumut tanduk juga mengalami pergiliran keturunan atau metagenesis. Metagenesis terjadi antara fase sporofit dan gametofit. Tubuh lumut yang biasanya terlihat di tanahadalah tubuh dalam fase gametofit. Bagian bawah tubuh sporofitnya melekat pada jaringan gametofit. Reproduksinya mirip dengan lumut hati.
Contoh lumut ini adalah Anthoceros.
c. Divisi Lumut Daun (Bryophyta)
Lumut daun tumbuh di tanah, tembok, dan tempat-tempat yang terbuka. Batangnya tegak, baercabang-cabang, dan berdaun kecil. Sekilas mirip dengan rumput, tetapi pendek. Ada pula yang seperti beledu hijau. Contohnya adalah Polytrichum (seperti beledu) yang banyak menempel di atas batu bata dan Sphagnum (lumut janggut) yang hidup di pohon-pohon.
Lumut daun berproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup di cabang-cabang batang. Jadi, jika dari cabang muncul kuncup, terbentuklah tubuh lumut yang baru. Lumut daun juga mengalami metagenesis dari fase sporofit ke fase gametofit.
1. Struktur Tubuh Tumbuhan Lumut
Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan peralihan antara bertalus dan tumbuhan berkormus. Tumbuhan bertalus (Thallophyta) adalah tumbuhan yang tidak memiliki akar, batang, dan daun, sedangkan tumbuhan berkormus (Cormophyta) adalah tumbuhan yang memiliki akar, batang, dan daun.
Pada bagian tubuh lumut terdapat bagian tubuh yang mirip akar, daun dan batang pada tumbuhan biji. akan tetapi akar, batang, dan daun lumut tidak memiliki berkas pembuluh xilem dan floem.
Akar lumut yang merupakan rizoid (akar semu). Rizoid terdiri dari sederetan sel yang tidak memiliki berkas pembuluh seperti pada tumbuhan paku dan tumbuhan biji. Rizoid berfungsi untuk melekat pada substrat dan mengangkut air dan zat-zat hara ke seluruh bagian tubuh.
Organ kelamin jantan pada lumut berupa anteredium yang dapat menghasilkan spermatozoid. Organ kelamin betina berupa arkognium yang dapat menghasilkan ovum. Spermatozoid dapat berenag di medium air, menuju ke arkegenium sehingga terjadilah pembuahan didalam arkegenium.
Perbedaan Anteridium dan Arkegenium
Anteredium
Pada bagian tubuh lumut terdapat bagian tubuh yang mirip akar, daun dan batang pada tumbuhan biji. akan tetapi akar, batang, dan daun lumut tidak memiliki berkas pembuluh xilem dan floem.
Akar lumut yang merupakan rizoid (akar semu). Rizoid terdiri dari sederetan sel yang tidak memiliki berkas pembuluh seperti pada tumbuhan paku dan tumbuhan biji. Rizoid berfungsi untuk melekat pada substrat dan mengangkut air dan zat-zat hara ke seluruh bagian tubuh.
Organ kelamin jantan pada lumut berupa anteredium yang dapat menghasilkan spermatozoid. Organ kelamin betina berupa arkognium yang dapat menghasilkan ovum. Spermatozoid dapat berenag di medium air, menuju ke arkegenium sehingga terjadilah pembuahan didalam arkegenium.
Perbedaan Anteridium dan Arkegenium
Anteredium
- merupakan organ jantan berbentuk tongkat
- tidak memiliki lapisan pelindung
- menghasilkan sejumlah gamet jantan berflagela (sel sperma)
- gamet jantan dilepaskan melalui anteredium.
- merupakan organ betina yang berbentuk botol
- memiliki sel-sel pelindung yang melindungi sel telur yang terbentuk didalamnya.
- menghasilkan satu sel gamet betina berukuran besar (sel telur)
- gamet betina melekat pada arkegonium.
Tumbuhan Lumut
Lumut adalah tumbuhan yang memiliki batang semu, daun semu berupa rizoid.
Tumbuhan lumut merupakan sekumpulan tumbuhan kecil yang termasuk dalam divisio Bryophyta (dari bahasa Yunani bryum, "lumut")
Koloni lumut ada yang tampak seperti beludu dan ada pula yang seperti lembaran. Lumut beludu biasany ditemui pada batu bata lembab dan pada tembok, dan biasanya tampak seperti beludu hijau. Sedangkan yang seperti lembaran daun, biasanya menempel pada tebing atau dinding sumur. Selain itu ada juga lumut yang hidup di pohon, bentuk tubuhnya menjulur panjang dan menggantung. Lumut-lumut yang kering atau sudah mati dapat dijadikan sebagai media tanaman dan dikenal sebaga moss.
Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah: "serupa akar").
Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.
Dalam bahasa sehari-hari, istilah "lumut" dapat merujuk pada beberapa divisio. Klasifikasi lama pun menggabungkan pula lumut hati dan lumut tanduk ke dalam Bryophyta, sehingga di dalam Bryophyta terangkum lumut tanduk, lumut hati, dan lumut sejati (Musci). Namun, perkembangan dalam taksonomi tumbuhan menunjukkan bahwa penggabungan ini parafiletik, sehingga diputuskan untuk memisahkan lumut hati dan lumut tanduk ke luar dari Bryophyta. Di dunia terdapat sekitar 4.000 spesies tumbuhan lumut (termasuk lumut hati), 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia[1]. Kebun Raya Cibodas di Jawa Barat memiliki "taman lumut" yang mengoleksi berbagai tumbuhan lumut dan lumut hati dari berbagai wilayah di Indonesia dan dunia.
a. Sel – sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.
b. Pada semua tumbuhan yang tergolong lumut terdapat persamaan bentuk susunan gametangiumnya(anteredium ,maupun arkegonium)terutama susunan arkegoniumnya, mempunyai susunan yang khas yang sering kita jumpai pada tumbuhan paku(pteridophyta).
c. Batang dan daun pada tumbuhan lumut yang tegak memiliki susunan yang berbeda – beda, jika batangnya dilihat secara melintang tampak bagian – bagian sebagai berikut:
1. Selapis sel kulit, beberapa sel diantaranya memanjangmembentuk rizoid – rizoid epidermis.
2. Lapisan kulit dalam yang tersusun atas beberapa lapisan sel dinamakan korteks.
3. Silinder pusat terdiri dari sel – sel parenkimatik yang memanjang dan berguna untuk mengangkut air dan garam – garam mineral (makanan).
Jadi pada tumbuhan lumut belum terdapat floem maupun xylem.
d. Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari satu lapis sel. Sel –se l daun kecil , sempit panjang dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala.
e. Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada pertumbuhan membesar.
f. Rizoid tampak seperti rambut / benang – benang , berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam –garam mineral (makanan).
g. Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri atas:
1. Vaginula , kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium.
2. Seta atau tangki.
3. Apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan antara seta dan kotak spora.
4. Kaliptra atau tudung berasal dari dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak spora.
5. Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spora.
Tumbuhan lumut merupakan sekumpulan tumbuhan kecil yang termasuk dalam divisio Bryophyta (dari bahasa Yunani bryum, "lumut")
Koloni lumut ada yang tampak seperti beludu dan ada pula yang seperti lembaran. Lumut beludu biasany ditemui pada batu bata lembab dan pada tembok, dan biasanya tampak seperti beludu hijau. Sedangkan yang seperti lembaran daun, biasanya menempel pada tebing atau dinding sumur. Selain itu ada juga lumut yang hidup di pohon, bentuk tubuhnya menjulur panjang dan menggantung. Lumut-lumut yang kering atau sudah mati dapat dijadikan sebagai media tanaman dan dikenal sebaga moss.
Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah: "serupa akar").
Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.
Dalam bahasa sehari-hari, istilah "lumut" dapat merujuk pada beberapa divisio. Klasifikasi lama pun menggabungkan pula lumut hati dan lumut tanduk ke dalam Bryophyta, sehingga di dalam Bryophyta terangkum lumut tanduk, lumut hati, dan lumut sejati (Musci). Namun, perkembangan dalam taksonomi tumbuhan menunjukkan bahwa penggabungan ini parafiletik, sehingga diputuskan untuk memisahkan lumut hati dan lumut tanduk ke luar dari Bryophyta. Di dunia terdapat sekitar 4.000 spesies tumbuhan lumut (termasuk lumut hati), 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia[1]. Kebun Raya Cibodas di Jawa Barat memiliki "taman lumut" yang mengoleksi berbagai tumbuhan lumut dan lumut hati dari berbagai wilayah di Indonesia dan dunia.
a. Sel – sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.
b. Pada semua tumbuhan yang tergolong lumut terdapat persamaan bentuk susunan gametangiumnya(anteredium ,maupun arkegonium)terutama susunan arkegoniumnya, mempunyai susunan yang khas yang sering kita jumpai pada tumbuhan paku(pteridophyta).
c. Batang dan daun pada tumbuhan lumut yang tegak memiliki susunan yang berbeda – beda, jika batangnya dilihat secara melintang tampak bagian – bagian sebagai berikut:
1. Selapis sel kulit, beberapa sel diantaranya memanjangmembentuk rizoid – rizoid epidermis.
2. Lapisan kulit dalam yang tersusun atas beberapa lapisan sel dinamakan korteks.
3. Silinder pusat terdiri dari sel – sel parenkimatik yang memanjang dan berguna untuk mengangkut air dan garam – garam mineral (makanan).
Jadi pada tumbuhan lumut belum terdapat floem maupun xylem.
d. Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari satu lapis sel. Sel –se l daun kecil , sempit panjang dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala.
e. Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada pertumbuhan membesar.
f. Rizoid tampak seperti rambut / benang – benang , berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam –garam mineral (makanan).
g. Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri atas:
1. Vaginula , kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium.
2. Seta atau tangki.
3. Apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan antara seta dan kotak spora.
4. Kaliptra atau tudung berasal dari dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak spora.
5. Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spora.
Tumbuhan
Tumbuhan adalah organisme yang memiliki akar, batang, dan daun. Akar, batang, dan daun merupakan organ hasil difrensiasi jaringan. Tumbuhan memiliki sel eukariotik (eukaroita) dan mempunyai kloroplas. Eukariota (berasal dari bahasa Yunani "eu" yang artinya "baik", dan "karyon" yang artinya menunjuk pada nuklei sel) adalah organisme dengan sel kompleks, di mana bahan-bahan genetika disusun menjadi nuklei yang terikat membran. Eukariota termasuk hewan, tumbuhan, dan jamur—yang kebanyakan multiselular—serta berbagai kelompok lainnya yang diklasifikasikan secara kolektif sebagai protista (banyak di antaranya uniselular). Sebaliknya, organisme-organisme lainnya, misalnya bakteri, tidak mempunyai nuklei dan struktur sel kompleks lainnya; organisme-organisme seperti itu disebut prokariota.
Di dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil sehingga tumbuhan dapat berfotosintesis. Pada umumnya tumbuhan memiliki klorofil a dan klorofil b, dan ada juga yang mengandung karoten atau karotena.
Istilah karotena digunakan untuk menunjuk ke beberapa senyawa yang berhubungan yang memiliki formula C40H56. Karotena adalah pigmen fotosintesis berwarna jingga yang penting dalam fotosintesis. Zat ini membentuk warna jingga dalam wortel dan banyak buah dan sayur lainnya. Dia berperan dalam fotosintesis dengan menyalurkan energi cahaya yang dia serap ke klorofil.
Secara biokimia, karotena terasuk dalam golongan terpena, yang disintesis secara biokimia dari delapan satuan isoprena. Ia dikenal dalam dua bentuk utama yang diberi karakter Yunani: alfa-karotena (α-karotena) dan beta-karotena (β-karotena). Gamma-, delta-, dan epsilon- (γ, δ, dan ε-karotena) juga dikenal dalam jumlah yang sedikit. Beta-karotena terdiri dari dua grup retinil, dan dipecah dalam mukosa dari usus kecil oleh beta-karotena dioksigenase menjadi retinol, sebuah bentuk dari vitamin A]. Karotena dapat disimpan dalam hati dan diubah menjadi vitamin A sesuai kebutuhan, sehingga ia dapat dianggap sebagai provitamin.
Dalam sel tumbuhan, karotena ditemukan di dalam plastida tersendiri yang terpisah dari kloroplas, dan disebut kromoplas karotena. Organel ini tidak ditemukan pada selain tumbuhan hijau. Sel-sel tumbuhan memiliki dinding sel yang mengakibatkan tubuhnya kaku. Dalam klasifikasi dengan sistem 5 kingdom yaitu kingdom monera, protista, fungi, plantae, dan animalia, yang dimasukkan dalam kingdom plantae adalah tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji.
Di dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil sehingga tumbuhan dapat berfotosintesis. Pada umumnya tumbuhan memiliki klorofil a dan klorofil b, dan ada juga yang mengandung karoten atau karotena.
Istilah karotena digunakan untuk menunjuk ke beberapa senyawa yang berhubungan yang memiliki formula C40H56. Karotena adalah pigmen fotosintesis berwarna jingga yang penting dalam fotosintesis. Zat ini membentuk warna jingga dalam wortel dan banyak buah dan sayur lainnya. Dia berperan dalam fotosintesis dengan menyalurkan energi cahaya yang dia serap ke klorofil.
Secara biokimia, karotena terasuk dalam golongan terpena, yang disintesis secara biokimia dari delapan satuan isoprena. Ia dikenal dalam dua bentuk utama yang diberi karakter Yunani: alfa-karotena (α-karotena) dan beta-karotena (β-karotena). Gamma-, delta-, dan epsilon- (γ, δ, dan ε-karotena) juga dikenal dalam jumlah yang sedikit. Beta-karotena terdiri dari dua grup retinil, dan dipecah dalam mukosa dari usus kecil oleh beta-karotena dioksigenase menjadi retinol, sebuah bentuk dari vitamin A]. Karotena dapat disimpan dalam hati dan diubah menjadi vitamin A sesuai kebutuhan, sehingga ia dapat dianggap sebagai provitamin.
Dalam sel tumbuhan, karotena ditemukan di dalam plastida tersendiri yang terpisah dari kloroplas, dan disebut kromoplas karotena. Organel ini tidak ditemukan pada selain tumbuhan hijau. Sel-sel tumbuhan memiliki dinding sel yang mengakibatkan tubuhnya kaku. Dalam klasifikasi dengan sistem 5 kingdom yaitu kingdom monera, protista, fungi, plantae, dan animalia, yang dimasukkan dalam kingdom plantae adalah tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji.
Langganan:
Postingan (Atom)